Rabu, 07 Oktober 2009

Sekolah Gratis

"SD/SMP MENYELENGGERAKAN PENDIDIKAN GRATIS"

Sekolah gratis malah membingungkan........................................................

1. Bingung bagi Orang tua

Di akhir tahun ajaran dan awal tahun ajaran baru 2009 ini banyak sepanduk yang terpampang di sekolah-sokolah dengan tulisan besar yang berbunyi "SMP / SD Menyelenggarakan Pendidikan Gratis". Banyak orang tua yang berfikiran bahwa yang dimaksud gratis ya seluruh kebutuhan anak disekolah tidak bayar sama sekali alias tidak mengeluarkan uang sepeserpun.........

Buat orang tua yang memang punya penghasilan cukup atau lebih tidak ada pengaruhnya dengan tulisan apapun disekolah itu, namun bagi pak sardi ( nama samaran ) lain ceritanya, sebab pak Sardi punya anak tiga yang satu mau masuk SMP yang satu lagi mau melanjudkan ke SD sedang satunya lagi masih kecil umur dua tahun. Diawal tahun ajaran baru ini adalah tahun yang sangat memusingkan.

Apalagi Pak Sardi adalah pegawai tidak pasti alias lak-laktung atau alak-alak atung ada yang nyuruh ya bekerja berarti ada masukan buat keluarganya tidak ada yang nyuruh ya tidak bekerja berarti tidak ada masukan buat keluarganya. Istrinya yang membantu meringankan beban suami dengan menyediakan jasa mencucikan pakaian tetangganya yang tidak sempat mencuci sendiri karna saking sibuknya itupun tidak seberapa untuk ukuran desa yang terpencil seperti di tempat tinggalnya.

Dengan banyak sepanduk yang bertuliskan Sekolah gratis dan seperti yang didengar lewat telivisi dari rumah tetangganya, Pak Sardi tersenyum, senang bercampur syukur ternyata doa-doa tiap malamnya terkabulkan. Pak Sardi juga berfikir mungkin bapak-bapak yang berkuasa sekarang tidak bohong lagi apa yang dulu dijanjikan ternyata dipenuhi, dari mulutnya keluar kata-katanya bapak-bapak saya mengucapkan terima kasih dengan cara ini anak-anakku tidak akan berhenti ditengah jalan sekolahnya.........mudah-mudahan tak ada lagi dinegeri ini yang terlantar.

Namun kesenangan itu ternyata pupus setelah melihat kenyataan bahwa pada saat anaknya dinyatakan diterima disekolah yang semua diumumkan lewat koran, lewat internet atau lewat sekolah masing-masing. Pak sardi masih harus mengeluarkan uang untuk keperluan anaknya sekolah. Kenapa demikian .......? pesoalanya tidak mungkin anaknya menggunakan seragam sekolah yang dulu dipakai waktu sekolah di SD atau di SD bajunya tidak sama dengan teman yang lain karena tak mampu beli seragam sekolah mau tidak mau pak sardi harus membeli seragam buat anaknya.

Belum lagi memikirkan menulis pakai apa? berarti pak sardi harus melengkapi alat-alat tulisnya dengan demikian masih butuh uang banyak untuk melengkapi keperluan anaknya.Hati Pak Sardi tambah dek-dekan lagi begitu mendengar ini belum uang buku pelajaran dan LKS. Buat pak sardi kata itu kedengaran aneh karena waktu dia sekolah dulu tidak ada namanya LKS ( lember kerja siswa )...............wah tambah mumet pikiran Pak Sardi ......

Memang bagi orang tua yang anaknya mau masuk sekolah diawal tahun merupakan hari-hari yang serba salah tidak melanjudkan sekolah katanya tidak mendukung WAJAR 9 TAHUN ( wajib belajar 9 tahun) dan takut ditanya nanti di akhirat......kenapa anakmu kau biarkan tidak sekolah......? Mau melanjudkan dengan uang apa lagi jika harus sebanyak ini.

Yah.....gak taulah mungkin masih banyak Pak Sardi-Pak Sardi lain diluar sana........................... !!!!

2. Bingung bagi Sekolah

Berdasarkan undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Konsekwensi dari amanat undang-undang tersebut maka pemerintah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar ( SD/MI dan SMP/MTs serta satuan pendidikan sederajat ).

Pemerintah mencoba memberikan kemudahan-kemudahan bagi peserta didik dengan jalan memberi program BOS ( Bantuan Operasional Sekolah ) yang disitu jelas sekali kebutuhan mana saja yang bisa dibiayai lewat dana BOS . Pada awalnya ada 13 pokok yang bisa dibiayai menggunakan dana BOS yang sekarang menjadi 14 pokok dan diatur dalam Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah untuk Pendidikan Gratis Dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun Yang bermutu tahun 2009 diantaranya adalah 1.Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka Penerimaan Siswa Baru 2. Pemebelian buku referensi untuk dikoleksi diperpustakaan. 3.Bembelian buku teks pelajaran yang dikoleksi diperpustakaan. 4.Membiayai kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran perngayaan, olah raga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan sejenisnya. 5.membiayai ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa. 6.Membeli bahan-bahan habis pakai. 7.Membayar layanan daya dan jasa. 8.Membayar biaya perawatan sekolah. 9.Membayar honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer. 10.Pengembangan profesi guru. 11.memberi bantuan biaya transpotasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transpot dari dan ke sekolah. 12.Membiayai kegiatan kaitan dengan pengelolaan Bos. 13.Pembelian personal komputer untuk kegiatan siswa maksimum 1 set untu SD dan 2 set untuk SMP. 14. Bila komponen 1 sampai dengan 13 terpenuhi pendanaanya dari BOS maka sisanya bisa digunakan untuk membelikan alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik dan mebeler sekolah. ( Petunjuk penggunaaan dana BOS Kab Jember tahun 2009 ).

Adanya panduan penggunaan dana BOS ( Bantuan Operasional Sekolah ) seperti diatas masyarakat tidak tau ditambah dengan berita yang sangat luar biasa lewat koran iklan televisi atau media yang lain sekarang sekolah gratis. Siapapun yang melihat tayangan iklan pendidikan gratis di televisi jelas beranggapan semua biaya sekolah tidak ada biayanya sama sekali. Bahkan sering terjadi kesalah pahaman antara sekolah dengan masyarakat ini karna kenyataanya disekolah masih ada biayanya yang sebenarnya biaya itu tidak termasuk dalam 14 poin pembiayaan dana BOS( Bantuan Operasional Sekolah ).

Namun demikian banyak sekolah beranggapan ada yang cukup dicukup-cukupkan, ada yang pas, ada yang cukup tetapi kegiatan sekolah dikurangi bahkan karna dana itu tidak ada maka yang dikorbankan adalah kegiatan ekstra sekolah. Padahal kita tau dengan adanya kegiatan ekstra kamampuan anak akan terasah karna di kegiatan ekstra itulah waktu yang digunakan jauh lebih banyak dibandingkan dengan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar )pagi hari.

Inilah yang membuat sekolah bingung untuk melakukan kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu sekolah. Karena semua diatur disesuaikan dengan anggaran biar semua kegiatan dapat dilakukan meski tidak mencapai secara maksimal. Hal ini juga dirasakan beberapa masyarakat, yang mengkuatirkan kebijakan pendidikan gratis akan membuat sekolah bingung mengatur dana dan berdampak pada penurunan kualitas pendidikan karena banyak program sekolah yang dinomerduakan (Radar Jember, 23 Juli 2009).

Untuk memaksimalkan kagiatan butuh anggaran, sedang iuran atau partisipasi orang tua tidak bisa dilakukan dari pada bermasalah. Jika pada saat sekolah masih boleh memungut dana lewat orang tua apapun bentuknya sekolah menjadi leluasa untuk mengirimkan dan mendanai kegiatan sekolah, mengingat pengalaman Penulis untuk menyelenggarakan sebuah efen kegiatan membutuhkan biaya yang relatif banyak.

Jujur saja penulis menjadi benturan jika harus mengirimkam anak didiknya untuk mengikuti festifal atau lomba yang tingkatnya kabupaten karena jelas tidak ada dana....kalau toh dipaksakan maka kegiatan yang lain yang tidak bisa jalan. Apa lagi harus mengirim tingkat Jawa Timur atau Nasional........ya akhirnya dari pada tidak berkegiatan yang di ikutkan adalah lomba di kecamatan. Jika kenyataanya di sekolah demikian tidak semua biaya sekolah ditanggung pemerintah mestinya iklan sekolah gratis ditelivisi tidak seperti itu .................................atau perlu ditinjau kembali....................?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar